RANCANGAN AKSI NYATA
PGP-1-KABUPATEN GARUT - RESTU RESMINDA - 1.2 - AKSI NYATA.
![]() |
| CGP 064 B Restu Resminda,S.Pd.I |
1.Latar Belakang :
Dalam kehidupan bermasyarakat kegiatan antri sering dilakukan bahkan sudah menjadi rutinitas sehari-hari, dimanapun, kapanpun dan dalam situasi apapun. Tentunya dalam kegiatan antri kebiasaan tertib antri harus selalu diterapkan oleh siapapun yang menjadi pelaku dalam kegiatan antri tersebut. Kebiasaan tidak antri sudah menjadi suatu masalah yang tidak asing lagi di masyarakat. Hal tersebut bisa ditemui dalam pelayanan publik atau umum, dimulai dari tidak tertibnya masyarakat dalam suatu antrian sehingga mengakibatkan kinerja di pelayanan publik tidak berjalan secara optimal.
Ungkapan “Budayakan Antri” yang biasa terdengar ternyata hanya menjadi sebuah wacana tanpa ada pencapaian maupun tindakan yang menjadi suatu kebiasaan sehari-hari di lingkungan masyarakat. Seharusnya kedisiplinan bermula dari diri sendiri, namun dewasa ini rasa peduli masyarakat dalam menciptakan sikap kedisiplinan semakin berkurang.
Antri merupakan kebiasaan masyarakat cerdas yang mengutamakan kebersamaan, kesabaran dan keselamatan. Kegiatan antri dapat menciptakan kebersamaan dalam suatu masyarakat sehingga hubungan sosial dapat terjalin dan terjaga dengan baik. Melalui antri maka akan tercipta kesadaran dalam diri masyarakat, antri memberi sebuah pelajaran bahwa segala sesuatu membutuhkan proses.
Kegiatan antri akan menciptakan ketertiban di dalam masyarakat, dengan terwujudnya ketertiban di dalam masyarakat maka keselamatan bersama akan terwujud pula. Kebiasaan tidak tertib dalam antri yang sering terjadi pada masyarakat mencerminkan suatu sikap ketidakdisiplinan serta kurang pedulinya masyarakat akan keselamatan bersama maupun keselamatan bagi dirinya sendiri. Terdapat persepsi pada masyarakat bahwa kegiatan antri adalah suatu kegiatan yang membuang waktu. Namun, disisi lain salah satu faktor yang mempengaruhi dalam kurangnya ketertiban adalah fasilitas sarana dan prasarana serta pelayanan publik 2 yang kurang memadai, seperti kurangnya regulasi atau aturan dalam menciptakan antrian dan juga hanya tempat tertentu saja yang menyediakan fasilitas khusus untuk antrian.
Di Jawa Barat, khususnya di Garut, tingkat kesadaran dalam mengantre cukup mengkhawatirkan. Banyak orang yang mementingkan keegoisan dirinya masing-masing agar apa yang mereka tunggu dapat cepat terselesaikan. Padahal, sebenarya dengan keegoisannya itu sendirilah yang membuat antrean semakin lama.
Termasuk juga di SDN 7 SUKAMENTRI, selaku guru saya melihat sikap-sikap kurang sabar tidak bisa mengantri ketika anak-anak dihadapkan pada situasi tertib mengantri, seperti pada saat mereka istirahat menunggu jajanan, kebanyakan mereka saling berebut meminta ingin segera dilayani tanpa melihat siapa yang paling dulu datang, dan tanpa melihat bahwa pedagang makanan kewalahan karena anak-anak tidak sabar untuk mengantri.
Didasarkan pada situasi hal itulah , maka saya disini selaku seorang guru ingin mengubah kebiasaan budaya antri mulai dari lingkungan terkecil, yaitu mulai membiasakan pembiasaan budaya antri mulai dilingkungan sekolah.
2. Deskripsi Aksi Nyata yang Dilakukan
a) Dimulai dengan BARIS
Aktifitas dimulai dari pada saat awal pembelajaran masuk kelas para siswa diberi arahan dan dibiasakan berbaris rapih menunggu giliran masuk kedalam kelas, dengan kemerdekaan yang diterapkan pada siswa bagaimana mereka mengekspresikan dirinya untuk memperlakukan guruntya ketika awal masuk saat sedang berbaris, misalnya ketika pas mau masuk kelas siswa bebas mau bersalaman, memeluk ataupun beradu tangan sebagai simbol sahabat sesuai dengan instruksi gambar yang ditempel.
![]() |
| Baris Berbaris |
b) Proses Pembelajaran
Saat sedang Pembelajaran berlangsung siswa-siswa diberi pemahaman bahwa yang paling bagus itu dalah bukannya yang paling cepat baik dalam melaksanakan tugas yang diberikan, ataupun dalam hal menyelesaikan segala aktifitas yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Namun yang paling baik dan juga diapresiasi adalah siswa yang paham akan apa dibelajarkan dengan cara menuangkan dalam bentuk ungkapan ataupun tulisan yang rapih yang dimana diawali dengan acungkan tangan terlebih dahulu sebagai awal dari permintaan izin untuk mengemukaakan apa yang dipahami, setelah itu siswa digiring dan juga dibiasakan untuk mengantri ketika mau dinilai yang dimana tujuannya adalah pembiasaan budaya antri yang menumbuhkan rasa sabar serta rasa menghargai terhadap hak orang lain yaitu teman sekelasnya, yang dimana apabila proses tersebut dilakukan secara terus menerus dapat mengakar dan menjadi suatu kebiasaan dimana siswa diharapkan bisa menerapkannya dalam lingkungannya.
3. Pembelajaran yang didapat dari Aksi Tersebut (Kegagalan Maupun Keberhasilan)
Kegagalan :
• Di awal-awal siswa sulit untuk diarahkan adapun pengkondisian yang efektif sesuai yang diharapkan oleh guru bisa terlaksana dengan membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit. Cukup memakan waktu, namun apabila dilakukan secara terus – menerus, saya yakin pengkondisian waktu akan lebih bisa diefektifkan.
![]() |
| Awal Penerapan |
Keberhasilan :
• Para siswa mampu mengikuti instruksi dan arahan dari gurunya khususnya untuk mengantri ketika penilaian individu terjadi.
• Sudah mulai tumbuh sikap sabar budaya antri dilihat ketika hendak keluar mau Istirahat, siswa tidak langsung berebut keluar kelas, tetapi mereka menunggu sesuai dengan giliran mereka masing-masing. Dimana guru menerapkan pola yang keluar duluan berdasarkan abjad nama mereka.
• Adanya tanda-tanda siswa sudah ada peningkatan bisa sedikitnya menerapkan budaya antri ketika berada di lingkungan sekolah.
Peningkatan Keberhasilan
4. Rencana Perbaikan Untuk Pelaksanaan di masa mendatang
• Rencana perbaikan yang akan digunakan adalah terus memonitoring siswa-siswi SDN 7 Sukamentri untuk lebih biasa menerapkan lagi budaya antrinya, monitoring ini akan terus dilaksanakan sampai siswa lulus dari Sekolah tersebut.
• Rencana perbaikan selanjutnya saya akan mulai mengajak guru lain juga untuk menerapkan budaya antri ini supaya bisa diterapkan di kelas dan pembelajaran yang lainnya, hal tersebut dimaksudkan supaya penanaman budaya antri ini biasa berkesinambungan. Dan adanya penguatan dari guru dan kelas yang lain, sehingga akan lebih mengakar kuat pada prinbadi siswa dalam hal menanamkan budaya antri tersebut.
5.Tes timoni dari Rekan Guru dan Murid yang Terlibat dalam proses perubahan yang anda lakukan.
Masukan Guru
Lebih banyak mendukung aksi tersebut dan langsung diterapkan pada setiap aktivitas sebagai pemberian contoh langsung. dan juaga diterapkan di kelas sesuai dengan pembelajaran masing-masing.
![]() |
| dimulai dairi Guru (pemberian contoh) |
Masukan Murid
Selalu Antusias mengikuti arahan yang diberikan oleh guru.







Luar, biasa...goodjob.
BalasHapus